9MUsII5GqZPsi8kBHW4w0KdPjCwnYgtOYfziXq0r

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

WASPADA KASUS COVID-19 SEMAKIN MENINGKAT

Data Kasus COVID-19 Di Indonesia
Data Kasus COVID-19 di Indonesia


26 Januari 2021 Indonesia kembali mencatat penambahan jumlah kasus COVID-19 yang sangat tinggi sebanyak 13.094 kasus baru terkonfirmasi. Bahkan tanggal 16 Januari 2021 Indonesia kembali mencatat rekor baru dalam penambahan jumlah kasus baru yaitu sebanyak 14.224 kasus terkonfirmasi. Tidak hanya sampai disitu, total jumlah kasus terkonfirmasi di Indonesia berdasarkan data yang di rilis oleh Pusat Krisis Kementerian Kesehatan mencapai 1.012.350 kasus terkonfirmasi. Melihat dari jumlah kasus, Indonesia menjadi urutan pertama di Asia Tenggara dan urutan ke 19 di Dunia untuk jumlah kasus terbanyak. 


Melihat kondisi ini, apa yang sebenarnya terjadi??? apakah terjadi peningkatan kinerja dalam penanganan COVID-19 dengan semakin banyaknya penjaringan kasus melalui active finding cases?? hmmm...sepertinya bukan. Bahkan ada beberapa ahli epidemiologi yang beranggapan bahwa kasus yang terdata ini kemungkinan under estimasi mengingat banyaknya kasus COVID-19 yang muncul tanpa gejala dan lemahnya upaya tracing dan testing di Indonesia.


Berbagai informasi di kolom berita dan pengalaman beberapa orang, penjaringan kasus masih dalam tahap ketentuan rutin dan hasil penelusuran kasus. Penelusuran kasuspun hanya terjadi pada layer pertama. Hal ini mungkin diakibatkan tingginya mobilisasi manusia sehingga sulit untuk melakukan tracking dan tracing lebih lanjut dan dalam. Bahkan semakin lama upaya tracing dan testing semakin melemah, upaya active finding cases semakin menurun yang ada hanya passive finding cases menunggu ada laporan, dan menunggu ada yang datang dengan gejala pada pusat layanan kesehatan milik pemerintah. Sedangkan kasus yang datang pada layanan kesehatan milik swasta hanya menangani kasus yang datang untuk berobat saja atau melakukan testing atas permintaan saja. 


Alasan yang paling masuk akal kenapa kasus semakin hari semakin meningkat salah satunya adalah orang-orang mulai lalai dan menutup mata, bahwa Indonesia bahkan dunia masih berada dalam situasi pandemi. Hal ini bisa jadi diakibatkan oleh orang-orang terutama penduduk Indonesia secara psikologi sudah mulai lelah dan pasrah dengan kondisi yang ada. Panjangnya waktu terjadinya pandemi, membuat komitmen yang sebelumnya dibangun untuk berpartisipasi dalam pencegahan COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan lambat laun semakin menurun. Banyak promosi kesehatan yang mengajak masyarakat untuk menjadikan penerapan protokol kesehatan sebagai kebiasaan sehingga tidak ada beban dan bisa dijalankan dengan konsisten. Tetapi menjadikan sesuatu yang kita semua tahu buka keinginan pribadi dan bukan kondisi yang menyenangkan tidak semudah itu secara psikologis untuk menjadikannya kebiasaan, tetap saja semua yang dilakukan adalah kondisi upnormal sehingga tetap butuh effort untuk menjalankannya.


Diperkirakan virus bermutasi menjadi virus corona jenis baru yaitu D614G yang dinyatakan lebih menular dan sangat mudah menyebar. Jenis virus ini ditemukan awalnya di Amerika yang kemudian juga terdeteksi di Malaysia dan Singapura. Kemudian lembaga Eijkman juga menemukan jenis virus ini hasil sekuensing genom dari sampel yang mereka kumpulkan. Dilansir sebenarnya jenis virus ini sudah masuk ke Indonesia sejak beberapa bulan lalu. Walaupun diperkirakan virus jenis ini mengakibatkan gejala lebih ringan, tetapi tetap saja kita perlu berhati-hati. 


Masih minimnya info yang valid dan lengkap terkait Virus Corona dan determinannya, harusnya diiringi oleh peningkatan kewaspadaan serta upaya pencegahan dan penanggulangan kasus yang adekuat oleh semua sektor terutama pemerintah. Pemerintah harusnya membuat perencanaan dengan mempertimbangkan segala hal termasuk skenario risiko terburuk sehingga upaya optimal bisa dilakukan, bukan malah menggunakan skenario yang paling ringan untuk membuat kebijakan. Meningkatkan kapasitas semua komponen yang terkait dengan penanggulangan COVID-19 yang meliputi surveilans, manajemen logistik, manajemen risiko, manajemen bencana dan manajemen konflik perlu dilakukan. Berbagai ahli dibidangnya perlu dilibatkan untuk sumbang saran dalam merancang upaya terbaik supaya kondisi buruk tidak terus berlanjut. 


Adanya vaksin COVID-19 yang dijadwalkan akan terus dilaksanakan mulai dari pertengahan Januari 2021 sampai satu tahun kedepan hingga semua sasaran di vaksinasi tidak boleh melemahkan upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Vaksin tidak menjamin Indonesia akan langsung terbebas dari pandemi. Mengingat efikasi vaksin Sinovac yang saat ini di gunakan Indonesia hanya 65,3% artinya orang-orang yang sudah divaksinpun belum tentu akan terbebas dari potensi infeksi virus Corona. Selain itu masih ada sasaran yang menjadi kriteria ekslusi dari vaksin sehingga masih ada kelompok rentan akan COVID-19.


Mari bijak dalam memutuskan segala sesuatunya !!!

Salam Akal Sehat !!! 😉😉

Related Posts
Epidemiolog Muda
Forum berbagi informasi seputar dunia kesehatan dan epidemiologi

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar