9MUsII5GqZPsi8kBHW4w0KdPjCwnYgtOYfziXq0r

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

CEGAH PREDIABETES MENJADI DIABETES MELITUS

Cegah Prediabetes Menjadi Diabetes
Cegah Prediabetes Menjadi Diabetes Melitus


Jumlah kasus Diabetes Melitus di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi DM meningkat dari 6.9% ditahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. Menurut International Diabetes Federation (IDF) Indonesia berada di urutan ke tujuh di dunia untuk jumlah kasus Diabetes terbanyak dengan perkiran jumlah kasus sebanyak 10,7 juta jiwa.  

Peningkatan jumlah kasus DM tidak hanya berdampak pada meningkatnya jumlah angka kesakitan tetapi juga pada angka kematian, beban biaya kesehatan, dan jumlah hari produktif yang hilang akibat sakit. Melihat kondisi ini maka perlu upaya yang lebih dini untuk mencegah peningkatan yang signifikan pada kasus DM sebagai salah satu upaya untuk mencapai target global menurunkan 1/3 kematian dini akibat PTM dengan melakukan intervensi pada kasus Prediabetes.  

Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah di dalam tubuh seseorang diatas normal tetapi belum mencapai kategori DM. Kondisi Prediabetes memiliki kemungkinan menjadi DM bahkan berpotensi menjadi penyakit kardiovaskuler lainnya jika tidak dilakukan inetervensi. Tetapi Prediabetes juga memiliki peluang yang besar untuk kembali mencapai kondisi normal. Menurut data IDF 2019 Indonesia berada diurutan ke tiga di dunia dengan jumlah penderita Prediabetes tertinggi,  sekitar 29,1 juta jiwa dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini semakin menguatkan untuk dilakukan intervensi pada kasus Prediabetes.  

Intervensi Prediabetes bisa dilakukan dengan cara berikut ini : 

Intervensi Gaya Hidup
Intervensi Gaya Hidup (Sumber : Kemkes)

Pengaturan Pola Makan 

Pengaturan pola makan meliputi jenis dan jumlah/porsi yang di konsumsi. Untuk porsi makan setiap hari harus mengikuti porsi “isi piringku” yaitu jika piring makan kita bagi kedalam 2 bagian maka setengah bagian berisikan 2/3 karbohidrat atau makanan pokok, 1/3 protein/lauk sedangkan setengah bagian lain berisikan buah dan sayur porsi ini untuk orang-orang dengan berat badan normal. 

Untuk orang dengan obesitas mengikuti isi piringku bentuk T yaitu setengah bagian berisi sayur dan buah, ¼ protein/lauk, dan ¼ makanan pokok/karbohidrat.

Konsumsi gula, garam, dan lemak harus dibatasi. Adapun anjuran konsumsi maksimum untuk konsumsi gula, garam, lemak per hari adalah untuk gula 4 sendok makan, garam 1 sendok teh, lemak atau minyak 5 sendok makan.

Mulai mengkonsumsi makanan rumahan tanpa pewarna, pengawet, perasa, dan pemanis buatan


Latihan Fisik 

Latihan fisik bisa dilakukan 3 kali seminggu dengan durasi 50 menit atau 5 kali seminggu dengan durasi 30 menit. Melakukan latihan fisik harus dilakukan secara teratur dan terukur. Beberapa latihan fisik yang direkomendasikan adalah jogging, bersepeda, jalan cepat, dan berenang. 

Latihan fisik akan menyeimbangkan antara asupan energi yang masuk dengan keluar sehingga mengurangi potensi penumpukan lemak sehingga metabolisme glukosa lebih baik


Monitoring Kadar Gula Darah Secara Rutin 

Lakukan pengecekan gula darah setiap bulannya sehingga bisa mengetahui perkembangan kadar gula darah dan melihat hubungannya dengan modifikasi gaya hidup yang telah dilakukan. Pengecekan kadar gula darah ini juga akan menjadi pengingat bagi penderita untuk lebih konsisten dan komitmen untuk melakukan pengaturan gaya hidup

Pengecekan gula darah bisa dilakukan secara mandiri atau dilakukan di posbindu agar terpantau lebih baik.

Related Posts
Terbaru Lebih lama
Epidemiolog Muda
Forum berbagi informasi seputar dunia kesehatan dan epidemiologi

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar