9MUsII5GqZPsi8kBHW4w0KdPjCwnYgtOYfziXq0r

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

SEJARAH PERKEMBANGAN CABANG ILMU EPIDEMIOLOGI

 

Sejarah Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Perkembangan Epidemiologi

Ilmu epidemiologi bukanlah ilmu baru, pemikiran mengenai konsep epidemiologi sudah ada sejak ribuan tahun lalu bahkan teridentifikasi semenjak 1000 tahun sebelum masehi. Kalau kita tarik semakin jauh kemungkinan sejarah perkembangan ilmu epidemiologi sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi dan mengenal penyakit. Saat suatu penyakit menyebar, selain upaya pengobatan yang dilakukan tentu juga ada pemikiran supaya penyakit tidak terus menyebar dan berdampak luas. Muncul pemikiran bagaimana cara mempertahankan individu sehat tetap sehat dan tidak tertular penyakit. Pemikiran manusia di zaman dahulu kala tentu tidak sekomplek ilmu yang berkembang saat ini tetapi dari ide dan buah pikiran inilah, awal mula muncul dan berkembangnya ilmu epidemiologi.


Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi
Sebelum Masehi

Abad 10 SM

Konsep pemikiran epidemiologi sederhana, teridentifikasi sekitar 1000 tahun SM. Berkembangnya kasus Cacar atau Variola di China dan di India. Disaat itu penyebab terjadinya penyakit dianggap berasal dari roh jahat. Walaupun memiliki pemikiran yang salah terhadap penyebab terjadinya penyakit, tetapi mereka mengupayakan pencegahan agar penyakit tidak semakin menyebar dengan luas. Manusia di zaman itu sudah memmikirkan cara agar orang-orang yang belum terkena cacar menjadi kebal dengan teknik Variolasi. Orang India saat itu juga mengetahui bahwa penyakit pes erat kaitannya dengan tikus. Di era ini juga muncul pemikiran bahwa kejadian kusta berhubungan erat dengan kepadatan penduduk.

Abad 5 SM

Perkembangan epidemiologi sebagai sains, yang didasarkan kepada pengamatan fenomena penyakit dalam masyarakat yang bukan disebabkan oleh kekuatan gaib tetapi karena ada hubungan yang bisa dijelaskan secara ilmiah, sudah ada sejak zaman romawi kuno. Hippocrates pada abad ke 5 SM  mengemukakan bahwa proses penularan penyakit di masyarakat sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini diungkapkan dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs, Waters and Places. Hippocrates mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat munculnya penyakit di masyarakat Walapun pada akhirnya diketahui banyak teori yang dikemukan oleh Hippocrates tidak sesuai dengan kenyataan tetapi pemikiran Hippocrates yang menyatakan adanya hubungan penyakit dengan faktor lingkungan merupakan dasar pemikiran awal berkembangnya ilmu epidemiologi. Bahkan konsep ini dianggap sebagai konsep epidemiologi pertama yang sudah berdasarkan sains atau pendekatan keilmuan.

Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi 
Abad Masehi

Abad 1-2 M

Seorang dokter atau tabib yang berasal dari Yunani kuno bernama Galeneus atau yang dikenal dengan Galen berhasil menemukan dasar pengembangan ilmu epidemiologi dimana keberadaan dan perkembangan penyakit pada sekelompok masyarakat/penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1) Faktor Atmosfir, 2) Faktor Internal dan 3) Faktor Predisposisi

Abad 14-16 M

Veronese Fracostorius (1483-1553) dan Sydenham (1624-1687) menemukan teori kontak dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori ini maka untuk pencegah terjadinya penularan dan meluasnya penyakit dilakukan upaya isolasi dan karantina. Penemuan teori kontak ini dan upaya isolasi dan karantina memberikan dampak positif  dalam upaya pencegahan penyakit sampai saat ini. Salah satu upaya menekan Pandemi Corona dengan meredam laju penularan virus corona diberlakukannya karantina wilayah oleh beberapa negara yang menunjukkan keberhasilan penanganan. Sedangkan Negara-negara yang tidak melakukan karantina wilayah secara ketat masih berjuang dengan tingginya kasus seperti yang Indonesia saat ini rasakan.

Tahun 1662 Jhon Graunt mengembangkan teori statistic vital dengan melakukan analisis sebab kematian pada berbagai jenis kematian  di London dan mendapatkan gambaran perbedaan kematian berdasarkan jenis kelamin dan lokasi tempat tinggal rural  dan urban.

Abad 18-19

Tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistic dengan pendekatan matematika. William Farr menyatakan bahwa meningkat, menurun dan berakhirnya suatu epidemic mempunyai sifat sebagai kejadian yang berurutan yang kemudian dianggap mengikuti hukum kurva normal.

Tahun 1840 Jakob Henle menemukan teori dimana epidemic dan endemic berhubungan erat dengan fenomena biologis. Henle dalam tulisannya menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh organisme hidup.

Teori Henle memberi inspirasi bagi ilmuwan lainnya seperti Robert Kock, Pasteur, Pattenkover menemukan organisme penyebab penyakit tertentu.

Ilmu epidemiologi semakin berkembang, pengamatan dan penelitian tentang hubungan sebab akibat terus dikembangkan untuk menjawab, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang muncul.

Tahun 1842 di Inggris laporan Edwin Chadwick yang menggambarkan peran lingkungan terhadap kejadian penyakit yang ditampilkan dalam bentuk table di terbitkan. Chadwick juga melakukan pengamatan longitudinal melihat kondisi sebelum dan sesudah perlakuan dengan kejadian penyakit. Chadwick juga menggunakan model pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data dalam analisis kejadian penyakit.

Pada abad 18 Jhon Snow berhasil mengatasi penyakit kolera di London dengan pendekatan epidemiologi dengan melakukan analisis penyakit berdasarkan orang, tempat, dan waktu. Jhon Snow menggunakan pendekatan lingkungan dan angka dalam mengatasi masalah kesehatan.


Seiring dengan perkembangan zaman, Ilmu epidemiologi terus berkembang menyesuaikan dengan kondisi dizamannya, ahli-ahli terus meneliti mengungkap hubungan sebab akibat dari fenomena masalah kesehatan yang terjadi. Upaya dan kolaborasi berbagai ilmupun di upayakan untuk menciptakan kesehatan di dunia. <dkr>


Related Posts
Epidemiolog Muda
Forum berbagi informasi seputar dunia kesehatan dan epidemiologi

Related Posts

Related Posts

7 komentar