9MUsII5GqZPsi8kBHW4w0KdPjCwnYgtOYfziXq0r

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

SAATNYA DUNIA BERUBAH KARYA IBU SITI FADILAH SUPARI

Saatnya Dunia Berubah Karya Ibu Siti Fadilah Supari
Saatnya Dunia Berubah Karya Ibu Siti Fadilah Supari


Sebuah buku yang sangat luar biasa dengan judul "Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung" karya Ibu DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) wajib menjadi bahan bacaan untuk kita semua. Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, mulai dari kecintaan kepada negeri sampai pentingnya manajemen konflik dan strategi yang kuat untuk mengatasi masalah terutama masalah dalam lingkup yang luas yaitu negara. Poin yang paling penting adalah selalu ada bantuan Allah dari setiap doa dan kebaikan yang diupayakan.  


Buku ini mengkisahkan betapa pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dalam kondisi apapun. Indonesia mungkin belum menjadi negara maju dengan semua fasilitas canggih. Banyak hal yang belum bisa kita lakukan secara mandiri, tetapi disaat kita membutuhkan kerjasama dengan negara lain pun, jangan sampai menggadaikan kehormatan bangsa.


Keberhasilan Indonesia dalam hal ini di wakilkan oleh upaya seorang Menteri Kesehataan dimasanya yaitu DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) dalam mengatasi kasus flu burung. Tidak hanya itu Siti Fadilah Supari berhasil memperjuangkan keadilan, kesetaraan dan kedaulatan bangsa-bangsa di dunia, khususnya negara-negara miskin dan berkembang untuk mendapatkan haknya sebagai negara yang berdaulat. Ibu Siti Fadilah juga berhasil mengungkap berbagai intrik yang terjadi di tatanan kesehatan dunia dalam hal ini WHO dan pihak-pihak terkait lainnya. Adanya ketidakadilan perlakuan yang diberikan dan dialami oleh negara miskin dan berkembang yang selama ini tertutup kabut manipulatif. 


Terjadi konspirasi dalam sistem pengorganisasian kesehatan di dunia yang sangat eskploitatif dan tidak transparan yang berlangsung sudah sangat lama. Hal ini terjadi karena tidak ada yang berupaya untuk meluruskan dan memperbaiki kondisi yang ada. Ada negara yang tidak menyadari apa yang terjadi. Tetapi tidak sedikit juga yang menyadari situasi ini, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima. Tidak ada yang mampu mendobrak ketidakadilan perlakuan dan semua tembok pembatas yang selama ini terbangun kokoh. Situasi ini terjadi karena badan kesehatan dunia tidak lagi independen dan mendapat campur tangan dari negara-negara adidaya yang serakah ingin menguasai dunia.


Kisah luar biasa ini bermula ketika kasus flu burung terdeteksi pertama kali di Indonesia sekitar tahun 2005, dimana 3 kasus pertama ini terdiri dari bapak dan kedua anaknya dengan gejala demam, sesak nafas dan kemudian meninggal dalam waktu yang cepat. Setelah beberapa hari kemudian tegaklah diagnosa, dimana penyebab kematian adalah infeksi flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1. Mulanya kasus flu burung ini muncul di Vietnam pada tahun 2004, kemudian kasus yang sama juga bermunculan di Thailand dan Cina.


Mencegah merebaknya kasus flu burung berbagai upaya dilakukan tentunya juga berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengadaan obat yaitu Tamiflu dengan nama generik Okseltamivir yang diproduksi Roche. Ketika Indonesia memesan obat ini ternyata stocknya habis karena sudah diborong oleh negara-negara kaya yang bahkan belum memiliki kasus satupun. WHO sebagai badan kesehatan dunia tidak mampu mengatur pendistribusian Tamiflu, dimana pengadaan obat ini produksinya masih terbatas. Pendistribusian Tamiflu perlu diatur sesuai dengan prioritas. Harusnya negara miskin dan berkembang dengan kasus flu burung menjadi prioritas utama tetapi kenyataannya tidak.


WHO juga memerintahkan negara-negara yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) flu burung untuk menyerahkan virus H5N1 ke WHO CC. Pengiriman virus H5N1 ini, tidak diiringi dengan konfirmasi lanjutan tentang hasil diagnosis dan info lainnya mengenai kelanjutan dari pengiriman virus tersebut kepada negara pengirim. Kemudian tiba-tiba munculah vaksin flu burung strain Vietnam yang dijual dengan harga tinggi bahkan Vietnam sebagai negara yang punya virus tidak mendapatkan manfaat apapun bahkan harus membeli dengan harga sama dengan pasaran.


Begitu juga Indonesia, sempat mengirimkan virus H5N1 yang tidak diiringi pemberian informasi hasil analisis virus, keberadaan virus, dan tindak lanjut akan diapakan virus yang telah dikirim. Kemudian terdengar kabar bahwa virus flu burung strain Indonesia diberikan kepada perusahaan vaksin swasta besar milik negara adidaya Amerika Serikat. Sebagai sang pemilik virus tentunya Indonesia yang diwakilkan oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, merasa diperlakukan semena mena dan tidak adil. Picuan ini membuat seorang anak bangsa dengan nasionalisme tinggi menggebrak dunia dan memperjuangkan keadilan dan keterbukaan informasi sistem kesehatan dunia yang diwakilkan oleh WHO. 


Mekanisme virus sharing, akses terhadap vaksin dan manfaat lain yang bisa dihasilkan dari berbagi virus serta transparansi dan konsep mutualisme yang menguntungkan semua pihak menjadi isu utama yang di bawa Indonesia untuk dibahas di sidang Internasional WHA dan WHO. Apa yang disampaikan oleh Indonesia membuka mata dan kesadaran negara-negara miskin dan berkembang lainnya. Mereka yang selama ini dimanfaatkan, dimana virus yang mereka milikipun diambil begitu saja dan dibuatkan vaksin tanpa izin. Bahkan sebagai pemilik virus negara-negara ini tidak mendapatkan keuntungan apapun. 


Apa yang disampaikan Indonesia disidang WHA dan WHO membuka mata banyak negara untuk ikut serta berpartisipasi merombak sistem kesehatan dunia di bawah WHO agar menjadi adil, transparan dan setara dengan tujuan semata-mata untuk peradaban manusia dan kesehatan di dunia. Negara-negara di dunia sebenarnya saling membutuhkan dalam banyak aspek termasuk di dunia kesehatan. Contohnya negara miskin dan berkembang sering mengalami kejadia KLB atau wabah yang disebabkan oleh virus-virus jenis baru. Negara maju dengan teknologinya bisa mendapatkan keuntungan dengan membuat vaksin. Tentunya yang punya virus memiliki hak atas vaksin sesuai aturan. Jika semua negara saling bahu membahu, tolong menolong, dengan mekanisme dan aturan yang transparan memakai prinsip keadilan pasti akan tercipta dunia yang damai dan sejahtera.


Gebrakan ibu Siti Fadilah Supari berhasil membuat kesepakatan baru mengenai mekanisme virus sharing agar menguntungkan semua pihak. Terima kasih ibu Siti Fadilah Supari, atas usaha, perjuangan dan pengorbanan mu untuk Indonesia bahkan dunia. Ibu membawa Indonesia dikenal sebagai negara yang berwibawa dan berdaulat. Usahamu memberikan manfaat dan dampak yang besar bagi keadilan dan kesetaraan bangsa-bangsa di dunia. Semoga apa yang ibu lakukan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Walaupun saat ini negaramu sendiri lupa akan apa yang kamu upayakan, bangsamu sendiri membunuh potensi anak bangsanya, jangan berkecil hati buk. Suatu saat nanti semoga negara ini memahami dan berterima kasih akan upaya besarmu. Bahkan saat ini, saat Pandemi Corona terjadi, Indonesia sebenarnya membutuhkan orang-orang seperti mu untuk ikut serta mengatasi permasalahan ini dengan pengalaman mu yang sangat luar  biasa. <dkr>


  

Related Posts
Epidemiolog Muda
Forum berbagi informasi seputar dunia kesehatan dan epidemiologi

Related Posts

Related Posts

2 komentar

  1. Terima kasih atas artikel nya gann, semoga slalu terhindar dari virus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaminn.... sehat untuk kita semua
      Jangan lupa 3M gan

      Hapus