Test COVID-19 |
Baru-baru ini Pemerintah membuat persyaratan perjalanan menuju suatu daerah menjadi lebih kompleks. Hal ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menekan tingkat mobilisasi masyarakat, dalam rangka penanggulangan COVID-19 guna menurunkan tingkat penularan kasus. Setiap melakukan perjalanan menuju atau memasuki suatu daerah diwajibkan untuk memperlihatkan surat keterangan bebas COVID-19 dari instansi yang diakui secara sah oleh Pemerintah. Hasil pemeriksaan bisa berasal dari Rapid test maupun PCR. Rapid test yang digunakan biasanya adalah Rapid Test Antibody. Tetapi saat ini pemerintah mewajibkan minimal melapirkan hasil Rapid Test Antigen untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan saat libur Natal 2020 dan Tahun baru 2021.
Untuk mengetahui sesorang terinfeksi Virus Corona atau terkena COVID-19 tidak bisa hanya diliat dari gejala fisik saja, karena penegakan diagnosa harus dilakukan dengan pemeriksaan lebih lanjut yaitu dengan menggunakan Tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Tetapi untuk skrining awal dan memudahkan penjaringan kasus maka dilakukan pemeriksaan cepat atau yang kita kenal dengan Rapid Test COVID-19. Rapid Test COVID-19 saat ini ada dua jenis yaitu Rapid Test Antibody dan Rapid Test Antigen. Pemeriksaan menggunakan rapid test tidak bisa dijadikan alat penegakan diagnosa karena tingkat akurasinya yang tidak terlalu tinggi.
Untuk semetara ada 3 test yang digunakan untuk penjaringan kasus COVID-19 yaitu Rapid Test Antibody, Rapid Test Antigen dan PCR. Jadi apa perbedaan dari ketiga jenis test ini?? Bagaimana tingkat akurasinya??
RAPID TEST ANTIBODY
Rapid Test Antibody adalah pemeriksaan cepat yang dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya antibody yang dihasilkan oleh sistem imun untuk melawan Virus Corona yang masuk ke dalam tubuh.
Hasil pemeriksaan menggunakan Rapid Test Antibody ini menunjukkan reaktif dan tidak reaktif. Dikatakan Reaktif jika alat mendeteksi adanya antibody yang dihasilkan oleh tubuh akibat infeksi virus. Tidak reaktif jika alat tidak mendeteksi antibody apapun di dalam tubuh. Jika hasil menunjukkan reaktif maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan test PCR untuk penegakan diagnosa.
Spesimen atau sampel yang diambil untuk pemeriksaan Rapid Test Antibody adalah darah yang diambil dari ujung jari atau pembuluh darah.
Lama waktu pemeriksaan sampai hasil keluar untuk Rapid Test Antibody cukup singkat yaitu sekitar 15 menit sampai dengan 1 jam.
Tingkat akurasi dari penggunaan Rapid Test Antibody ini cukup rendah sehingga tidak bisa digunakan untuk penegakan diagnosa COVID-19. Pemeriksaan ini hanya digunakan untuk skrining awal, walaupun rasanya juga tidak pas digunakan untuk skrining awal karena hasilnya juga tidak menunjukan keberadaan virus secara real time. Artinya sesorang yang terinfeksi Virus Corona bisa saja tidak menunjukkan hasil yang reaktif saat di test, karena antibody bisa saja belum terbentuk.
Antibody biasanya baru terbentuk sekitar beberapa hari sampai beberapa minggu setelah infeksi. Bisa dibayangkan jika Rapid Test ini di jadikan patokan??? Orang-orang yang sebenarnya sudah Positif Corona Tidak terdeteksi oleh pemeriksaan ini dan kemudian mereka beraktivitas bebas seperti biasa, berapa orang akan akan tertular jika berinteraksi dengan orang tersebut??
RAPID TEST ANTIGEN
Antigen adalah benda asing (kuman, virus atau racun) yang masuk ke dalam tubuh. Antigen yang masuk kedalam tubuh bisa saja dianggap berbahaya sehingga tubuh memicu sistem imunitas untuk mengeluarkan anti body guna melawan benda asing yang dianggap berbahaya bagi tubuh tersebut.
Rapid Test Antigen adalah pemeriksaan cepat yang digunakan untuk skrining COVID-19 dengan identifikasi protein Virus Corona yang terdeteksi melalui sampel yang diambil.
Sampel yang digunakan untuk Rapid Test Antigen adalah usapan lendir hidung dan tenggorokan.
Hasil Pemeriksaan dari Rapid Test Antigen adalah reaktif dan non reaktif. Reaktif jika dari hasi test menunjukkan adanya protein Virus Corona yang terdeteksi dari sampel pemeriksaan yang diambil. Dikatakan non reaktif jika alat tidak mendeteksi adanya protein Virus Corona dari sampel yang diperiksa.
Lama waktu pemeriksaan sampai hasil Rapid Test Antigen keluar cukup singkat sama halnya dengan Rapid Test Anti Body yaitu sekitar 15 menit sampai dengan 1 jam.
Tingkat akurasi dari Rapid Test Antigen ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Rapid Test Anti Body. Tetapi pemeriksaan ini juga tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk penegakan diagnosa COVID-19. Rapid Test Antigen hanya digunakan untuk skrining awal COVID-19. Rapid Test Antigen bisa menunjukkan adanya infeksi Virus pada sesorang dengan mendeteksi protein Virus dari usapan lendir hidung dan tenggorokan yang diambil. Dari proses kerjanya Rapid Test Antigen ini, menunjukkan keberadaan virus pada tubuh seseorang secara lebih real time, walaupun tingkat akurasi tidak setinggi PCR, yang pemeriksaannya lebih detail dan kompleks.
PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)
PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA) virus ataupun kuman yang ingin diketahui. Masyarakat sering menyamakan PCR dengan istilah Swab Test, padahal kedua hal ini merupakan istilah yang berbeda. PCR adalah jenis test yang digunakan untuk pemeriksaan informasi genetik Virus Corona, sedangkan Swab adalah metode yang digunakan untuk pengambilan sampel pemeriksaan yaitu melalui teknik usapan.
Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan PCR adalah usapan lendir hidung dan tenggorokan atau swab pada nasorfarings dan orofarings
Waktu yang diutuhkan sampai hasil pemeriksaan PCR keluar lebih lama yaitu sekitar 1 hari sampai beberapa hari, tergantung kepada kapasitas laboratoriun yang memeriksa.
Akurasi pemeriksaan PCR sangat tinggi karena test ini mampu mengidentifikasi komponen paling kecil yaitu materi genetik dari Virus Corona. PCR merupakan pemeriksaan yang direkomendasikan WHO untuk penegakan diagnosa. Dari hasil pemeriksaan PCR bisa diketahui, dipastikan dan ditegakkan diagnosa seseorang positif COVID-19 atau tidak. <dkr>